Penulis : HW Prakoso dan Kerabat SPA
Penerbit : deKa Publishing [Nulisbuku.com]
Harga : Rp. 38.500,- (belum termasuk ongkir)
”Karya-karya di dalam buku ini merupakan penyemangat bagi para penulisnya untuk terus berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang, dan bagi pembaca akan menjadi wacana bahwa tidak selamanya terabaikan itu kelam, karena semua cerita di dalam buku ini penuh warna dan menarik sekali untuk dinikmati.” (Dang Aji Sidik, Penulis Novelet ’Kimi Kimberly)
Buku ini merupakan kumpulan naskah yang telah tereliminasi dari beberapa ajang perlombaan menulis. Tapi kami tidak berhenti sampai di sini. Kami bersatu meraih kemenangan yang tertunda. Tanpa penyelenggara lomba, mungkin buku ini tidak akan pernah ada. Inilah waktu yang tepat, untuk menunjukkan kepada dunia. Bahwa naskah kita juga layak untuk diapresiasi. Dengan cara inilah kami berjuang mempersembahkan goresan pena terbaik demi kemajuan dunia literasi.
Terimalah sebuah karya dari Kerabat SPA: Yang Terabaikan, the Series.
***
Daftar Kontributor Yang Terabaikan, the Series #3
1. Anisa Sholihat - Segurat Senyum di Penghujung September
2. Aoi Azzahra - Dalam Derita Itulah Bahagianya
3. Dee Ann Rose - Jika Layar Tergelar
4. Dee Ann Rose - Kau
5. Dyah Nyenk - Hantu Cyber
6. Fayyadh Zyah Poetry - Ramadhan
7. Ghaaziy Mufid - Mahasiswa Mendulang Rupiah dengan Wirausaha
8. Heru Perdana - Aku, Guruku dan Pelajaran di Jalan Raya Padang-Solok
9. HW Prakoso - Cintaku Tak Sekocak Badut
10. HW Prakoso - Semangatmu Harapanmu
11. Ia Safasna - Valentine, No! Kasih Sayang, Yes!
12. Inayah Adi Oktaviana - Dua Negara Bekas Jajahan Berpangku Tangan untuk Maju
13. Luluk Kristya - Janji Awal Maret
14. Noor Halimah - Hakikat Pendidikan
15. Nurdiani Latifah - Bintang itu Harapan
16. Peri Ungu - Anakku Bahagiaku
17. Radindra Rahman - Beranda Cinta Kekasihku
18. Rahman Putra - Membunuh Ajal
19. Rifkashamorie - Cinta Salah Sangka
20. Seruni - Setelah Menikah
21. Vina Maysari - Anak-Anakku, Anak yang Cerdas dan Kreatif
22. Viona Novelia - Sakura Memanggil
23. Zahara Putri - Kakakku adalah Kekasihku
DUA
NEGARA BEKAS JAJAHAN BERPANGKU TANGAN UNTUK MAJU
Maroko adalah negara yang terletak di ujung utara
Benua Afrika. Negara ini mempunyai letak yang strategis, sebelah utara
berbatasan dengan Laut Tengah,
sebelah timur berbatasan dengan
Aljazair, sebelah selatan berbatasan dengan Mauritania dan sebelah barat
berbatasan dengan Samudra Atlantik.
Letak strategis Maroko membuat negara tersebut menjadi incaran kaum imperalis
barat. Demikian juga dengan Negara Indonesia yang terletak diantara 2
benua dan dua samudra, yaitu : Benua
Asia dan Benua Australia, serta Samudra Hindia dan Samudra Atlantik. Letak
strategis negara Indonesia pada posisi silang, menjadikan Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan
internasional, sehingga juga menjadi incaran penjajah.
Indonesia merdeka pada tahun 1945, sedangkan
Maroko merdeka pada tahun 1956. Kedua negara tersebut sama-sama sedang berbenah
dari kerugian yang dialami pada masa penjajahan, yang mana pada waktu itu
terjadi eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara
besar-besaran. Kerja sama kedua negara ini berawal dari penyerahan surat
kredensial Duta besar Nazir Pamontjak pada tanggal 19 April 1960 kepada Raja
Maroko Mohammed V. Pada waktu itu, Dubes Nazir diminta untuk mempersiapkan
kunjungan Presiden Sukarno ke Maroko untuk mengawali hubungan bilateral dengan
Maroko. Sehingga sampai sekarang, hubungan itu telah terjalin selama 51 tahun
dan menghasilkan kerja sama di berbagai aspek. Namun banyak pihak yang merasa
kerja sama itu belum optimal, sehingga perlu terus ditingkatkan dari tahun ke
tahun.
Maroko merupakan negara yang hijau nan subur.
Alamnya tidak jauh berbeda dengan wilayah Asia, meskipun negara ini
terletak di benua Afrika. Bahkan bisa dikatakan diantara Negara Arab dan
Afrika, Maroko termasuk negara pertanian yang terkemuka dan unggul.
Sedangkan Indonesia, akibat letak
geografisnya sangat dipengaruhi oleh
laut. Hal ini menyebabkan udaranya selalu lembab karena mengandung uap air dan
banyak hujan. Keadaan tersebut sangat menguntungkan usaha perkebunan dan cocok
untuk berbagai jenis pertanian. Sehingga
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Dalam sektor pertanian, Maroko terlihat unggul
karena tingginya tingkat ekspor hasil pertanian ke berbagai Negara Eropa dan
Timur Tengah. Sedangkan Indonesia, sekitar 70% penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Melihat kunggulan tersebut, kerja sama Indonesia-Maroko di
bidang pertanian bisa berupa saling mengadakan studi banding ke masing-masing
negara untuk mempelajari ke unggulan metode pertanian yang diterapkan di
masing-masing negara, bersama-sama mengadakan penelitian untuk menghasilkan
varietas tanaman baru yang unggul, sehingga bisa meningkatkan komoditas hasil
panen di kedua negara tersebut, dan lain-lain. Kondisi alam yang cocok untuk
pertanian, membuat kerja sama kedua negara di bidang ini sangat efektif.
Tidak hanya itu, kerja sama pada sektor
pariwisata pun cukup menjanjikan. Indonesia maupun Maroko mempunyai keindahan
alam yang sangat fantastis, sehingga sangat dikagumi oleh para turis asing.
Selain keindahan alam, Indonesia menpunyai wisata sejarah yang sangat melimpah.
Mulai dari Candi Borobudur yang merupakan salah satu keajaiban dunia, Candi
Prambanan, Goa Akbar, dan lain-lain. Begitu pula dengan Maroko, disana juga
terdapat banyak tempat bersejarah yang patut dijadikan tempat wisata, seperti
Goa Hercules di Tanger, Penjara Portugis di Safi, Jami Quaraouyin di Fes, dan
lain-lain. Potensi besar dalam bidang pariwisata tersebut juga dapat dijadikan
celah untuk membangun kerja sama yang lebih menguntungkan. Namun nampaknya
warga Indonesia belum memprioritaskan periwisata di negara-negara Afrika.
Sehingga langkah utama untuk menjalin kerja sama pariwisata antara Indonesia
dan Maroko adalah mempromosikan wisata Indonesia di Maroko, maupun sebaliknya.
Langkah tersebut dapat menambah devisa masing-masing negara. Apalagi Indonesia
dan Maroko telah memiliki perjanjian bebas visa untuk pelancong dari
masing-masing negara. Hal ini merupakan timbal balik dukungan pemerintah Indonesia
terhadap kemerdekaan Maroko, karena pada tahun 1960, RajaMohammed V berjanji
akan memenuhi satu permintaan Presiden Sukarno saat berkunjung ke Rabat, dan
Bung Karno hanya meminta pembebasan visa bagi warga negara Indonesia bila
berkunjung ke Maroko. Upaya pembebasan visa tersebut diharapkan bisa menarik
minat warga negara untuk berkunjung atau berwisata ke masing-masing negara
tersebut.
Pada aspek pendidikan, Indonesia dan Maroko bisa
berupaya untuk mengadakan pertukaran pelajar, beastudi ke negara sahabat,
mengadakan kerja sama antara sekolah di Indonesia dan Maroko, dan lain
sebagainya. Karena kita semua harus sadar, pendidikanlah yang paling berperan
penting atas kemajuan suatu negara. Banyaknya Sumber Daya Alam (SDA) yang
dimiliki suatu negara akan percuma tanpa adanya SDM unggul yang dapat
mengolahnya. Rendahnya SDM yang berkualitas mengakibatkan negara gampang
dijajah oleh negara lain, serta negara akan tertinggal perkembangan IPTEK dan
dicap sebagai negara bodoh. Tentu semua orang tidak mau negaranya bernasib
malang seperti itu. Mengetahui begitu pentingnya peran pendidikan, seharusnya
pemerintah serius untuk mengupayakan perbaikan kualitas pendidikan.
Aspek lain yang tidak kalah penting adalah kerja
sama pada aspek keagamaan. Mengingat kedua negara ini sama-sama memiliki
penduduk yang mayoritas beragama Islam. Apalagi Menteri Luar Negeri Maroko
telah menilai Indonesia dengan penduduk muslim terbesar menjadi negara
demokrasi ketiga terbesar di dunia, dimana nilai Islam, demokrasi dan
modernisasi dapat berjalan beriringan, sehingga Maroko ingin belajar demokrasi
dan Islam dari Indonesia. Keadaan menguntungkan ini bisa dijadikan celah untuk
kerjasama lebih serius di bidang agama. Indonesia dan Maroko harus sama-sama
melakukan tindakan nyata yang dapat memajukan perkembangan Islam di dunia dan
mengatasi berbagai konflik yang bertujuan untuk merusak nilai-nilai islam.
Namun, kerja sama ini mengalami beberapa hambatan, diantaranya
hambatan dalam penggunaan bahasa. Mayoritas orang Maroko menggunakan bahasa
Arab dan bahasa Perancis, sehingga agak sulit terjalin komunikasi. Untuk
mengatasi masalah tersebut, hendaknya pemerintah Indonesia harus memperbanyak
pendidikan bahasa Perancis maupun bahasa Arab, begitu pun dengan Maroko yang
mulai memperkenalkan bahasa Indonesia disana, atau mungkin kedua negara ini
bisa menggunakan bahasa perantara yaitu bahasa Inggris. Berbagai upaya
tersebut, diharapkan kerja sama antara dua negara ini berjalan lebih lancar.
Semoga dengan kerja sama ini, baik Indonesia
maupun Maroko dapat menunjukkan kepada dunia luar, meskipun mereka adalah
negara bekas jajahan tetapi mereka mampu menjadi negara maju. Kebulatan tekad
dan semangat kedua negara ini untuk maju, pasti akan menuai hasil yang
maksimal, bahkan tidak mustahil jika kelak kemajuannya melebihi negara-negara
yang dulu telah menjajah mereka.
Referensi :
Keterangan:
Naskah diikutkan pada Lomba Menulis Artikel Tingkat Nasional Tentang
RI-Maroko (http://www.pewarta-indonesia.com/warta-redaksi/29-warta-redaksi/4635-lomba-menulis-artikel-tingkat-nasional-tentang-ri-maroko.html) tanggal penyelenggaraan : 1 April s/d 30 Juni
2011
Berikut adalah link pengumumannya : http://www.pewarta-indonesia.com/warta-redaksi/warta-redaksi/6241-pengumuman-hasil-lomba-menulis-artikel-tingkat-nasional-tentang-ri-maroko.html
Biodata:
Inayah Adi Oktaviana, lahir di Sragen, tanggal 5
Oktober 1993. Sekarang masih menjadi mahasiswa di FKIP Kimia Universitas
Sebelas Maret (UNS). Beberapa karyanya pernah dimuat di media masa. Dapat
dihubungi melalui akun FB : Inayah Adi Oktaviana