Puji Syukur
kepada Rabb Alam semesta yang senantiasa memberikan kenikmatan bagi hamba-hambanya. Kenikmatan dari musibah,
kegagalan, cobaan, hambatan, perjuangan hingga keberhasilan. Tidak ada satu pun
yang luput dari hikmah dan keindahan di
balik segala sesuatu yang Allah berikan kepada hambanya.
“Man Jadda Wa Jada”, janji Allah untuk orang-orang
yang senantiasa berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan disertai do’a.
Sedikit bercerita, semoga bisa diambil hikmahnya…
Selang sehari setelah pengumuman seleksi Indonesia
Leadership Camp (ILC) gelombang pertama menyatakan 2 orang mahasiswa dari UNS
berhasil lulus seleksi, yaitu mas Dwi Prasetyo Pend Fisika ’10 dan Anam Ekonomi
’11. Setelah saya buka website ildp.ui.ac.id, melihat agenda-agenda
mengagumkan yang akan dilaksanakan,
tiba-tiba saya tergugah semangatnya untuk mencoba mendaftar.
Baru semangat mendaftar yang terlintas di benak saya
saat itu. Setelah membaca persyaratan,
menjadi agak ragu, karena selain harus mengisi formulir, harus mengirimkan
social project/ entrepreneur project dan essay sepanjang 1500-2000 kata. Saat
itu menurut saya agak sulit, karena waktu yang dibarengi mengerjakan banyak
tugas dan laporan.Sempat mengurungkan niat, tetapi tekad di dalam hati saya begitu
luar biasa.Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba mengusahakan untuk mendaftar.
Jum’at,12 Oktober
Niat itu baru saya realisasikan menjadi judul untuk
social project dan essay saya. Ya..hanya judul.. isinya serasa masih abstrak
sekali. Saya belum pernah membuat social project, bahkan baru sedikit aktif di
ranah kegiatan sosial.
Sabtu, 13 Oktober 2012..
Pagi jam 6.30, saya sudah berangkat menuju Sekolah
Alam Bengawan Solo, di Juwiring, Klaten. Kenapa sepagi itu? Karena jam 9.00,
ada kuliah tambahan Kimia Analitik 3 sks. Awalnya, rencana ke SABS hari itu
ingin saya cancel, tapi berhubung
sudah ada janji dengan Bapak Suyudi untuk membicarakan tentang pengadaan
computer, maka meskipun sebentar saya bertekad kesana, Melihat senyum dan
semangat adik-adik yang luar biasa, meskipun
dalam waktu yang sangat singkat berada di SABS, tetapi sudah memotivasi
saya. Saya kesana tidak sendiri. Meskipun
berangkat dari jalur yang berbeda, Mas dwi, dan temannya juga kesana pada pagi
itu. Namun saya harus pamit duluan, dan nggak bisa ikut menemani adek-adek
bermain di Sungai Bengawan Solo, karena kuliah tambahan.
Malam harinya saya mencoba mulai menyusun
kerangkanya, kebetulan social project tersebut memang sudah saya niatkan
sebelumnya untuk dibuat PKM.Meskipun belum terlaksana, setidaknya sudah punya
gambaran. Sekolah Alam Bengawan Solo, sekolah yang sudah memberikan banyak
pelajaran kepada saya, merupakan objek dari
social project ini.
Minggu, 14 Oktober 2012
Mengingat selain social project dan essaym, yang
harus disiapkan adalah piagam dan sertifikat. Sesegera mungkin saya langsung
mengurus 2 piagam lomba essay yang belum saya terima, serta meminta tolong
kepada adik saya untuk menyecankan piagam yang ada di rumah.Social project
kembali saya kerjakan hingga selesai sekitar 60% dan essay 20-30% di hari itu.
Begadang hingga jam 1 dini hari. Padahal jelas-jelas besok Uji Kompetensi
Kewirausahaan.
Senin, 15 Oktober
Hari ini tepatnya pukul 24.00, deadline pendaftaran
dan pengiriman berkas lewat e-mail.Sementara social project belum jadi, essay
belum jadi, piagam belum di tangan saya, masih menunggu email scan piagam dari
adik saya. Padahal hari itu saya full,
mulai dari praktikum kimia organik pagi, kemudian UK Kewirausahaan jam
10.20-12.00. tetapi Alhamdulillah Praktikum Kimia Analitik hari ini di pending.
Benar-benar kesempatan untuk menyelesaikan misi saya.
Mulai dari mengurus piagam hilang di BEM FKIP,
piagam di HMP grafitasi, dan email dari adik saya. Akhirnya dokumen terkumpul
sudah. Jam 5 sore saya baru bisa mengisi formulir onlinenya. Cukup minder
ketika mengisi formulir, merasa pengalaman organisasi, kepanitiaan dan prestasi
juga masih minim, tapi nekat saja.
Kemudian setelah maghrib segera bergegas pulang. Sampai
di rumah, ternyata paklik-bulik tidak ada di rumah. Karena saya cuma membawa
kunci pintu gerbang, akhirnya saya hanya
bisa masuk ke teras. Sambil menunggu paklik-bulik pulang, saya melanjutkan social project saya, hingga laptop saya low
battery.
Malam itu memang niat saya melembur social project dan essay hingga mepet deadline. Namun di
tengah-tengah proses mengerjakan keduanya, tiba-tiba terlintas di dalam benak
saya untuk membuat abstrak NIECS Unair yang deadlinenya juga jam 24.00. Waktu
serasa berputar sangat cepat, pukul 23.00, belum ada 1 pun yang jadi, bahkan
essayku masih kurang 600 kata. Sisa waktu yang sangat sedikit bagi saya untuk
merangkai 600 kata, karena saya juga dalam proses latihan menulis. Belum lagi
mengedit social projectnya. Dengan tangan gemetar, dan kata-kata yang
semakin sulit keluar karena kondisi fisik yang hari ini cukup lelah dan batin
cukup tertekan mengingat deadline
tinggal dalam hitungan menit, tetapi saya memaksa diri saya untuk
menyelesaikannya. Teori keadaan seseorang dalam posisi kepepet pun akhirnya
muncul juga. Ketika seseorang sedang berada dalam kondisi kritis, maka orang
tersebut akan melakukan hal yang bahkan kelihatannya tidak mungkin dilakukan
dalam kondisi normal. Saya tidak menyangka bisa menyelesaikan essay saya,
meskipun di paragraph akhir karena bingung mau mengungkapkan apa, saya
deskripsikan permasalahan tentang kampus saya dan sedikit solusinya.
Jam 23.30, essay jadi, meskipun mungkin berantakan.
Sisa waktu yang kian menipin saya gunakan untuk menyelesaikan abstrak NIECS
dulu.Kesalahan saya, tidak fokus ke salah satu hal yang saya kerjakan.Berawal
dari rasa ingin coba-coba mengirimkan abstrak ke NIECS Unair, akhirnya abstrak
tersebut lebih dahulu jadi, dan siap kirim. Waktu tinggal 10 menit untuk mengedit social project saya. Lagi-lagi
dengan tangan yang semakin gemetar, editan pun jadi. Meskipun belum seperti
yang saya harapkan, setidaknya sudah sedikit saya edit dan tambahi dari yang
sebelumnya, dan saya save as dengan
nama baru.
Jam 23.50, proses pengiriman dimulai. Dengan modem
pinjaman dari kakak sepupu saya, saya bisa mengirim berkas-berkas ini. Proses attach
beberapa berkas seperti piagam dan sertifikat, social project dan essay berlangsung 6 menit.
Tanpa menunggu lama, akhirnya berkas berhasil terkirim. Lega ketika melihat
email yang terkirim pada pukul 23.57. Sempat saya kira tidak bisa
menyelesaikannya hari ini, tapi ternyata bisa meskipun dengan waktu deadline -3
menit.Setelah berkas pendaftaran ILC terkirim, saya mengirim abstrak NIECS
saya.
Setelah keduanya terselesaikan dengan semangat,
justru membuat saya belum ngantuk hingga jam 1 dini hari. Merunut proses yang
saya lakukan hari ini, rasanya ingin meneteskan air mata. Namun lama kelamaan, pandangan semakin
membuyar, kelelahan terobati dengan tidur begitu pulas.
2 jam kemudian, saya terbangun. Usai qiyamul lail,
saya membuka project yang saya kerjakan semalam. Tiba-tiba saja saya tersentak,
ada 2 file social project. Yang satu belum final edit. Sesegera mungkin saya
mengecek email untuk memastikan file mana yang saya kirim. Namun betapa
kecewanya saya, ternyata yang saya kirimkan semalam adalah file yang belum diedit final. Yah, meskipun bedanya tidak
seberapa, saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri.Akibat keteledoran saya,
semua berantakan.
Apalagi yang saya harapkan, pngalaman organisasi,
kepanitiaan, prestasi masih minim.Harapannya social project dan essay saya
dapat membantu, namun ternyata inilah hasilnya. ‘perjuanganku sia-sia’ batinku.
Namun kekecewaan itu sirna setelah salah seorang
kakak saya menasehati, yang intinya segala sesuatu bukan dinilai dari hasil
akhirnya, melainkan proses untuk mencapainya, dan Allah pasti punya rencana
indah untuk hambanya.
Ya, benar..bahkan sangat benar. Allah Maha
Mengetahui usaha dari hambanya.Apapun hasilnya, yang penting saya sudah mencoba
dan berusaha.
2 hari yang lalu, saya mendapat email yang berisi
pengumuman lolos abstrak NIECS darri 300 abstrak diambil 150 abstrak untuk
lenjut ke dalam tahap seleksi paper.Ya, memang masih ada tahapan lagi, dan
lolos seleksi abstrak tersebut masih sangat umum.Tapi setidaknya saya senang
abstrak yang saya buat dalam waktu sedemikian singkat masih layak lolos.
Dan kemarin, saya kaget melihat postingan di grup
FB, bahwa saya berhasil lulus ILC 2012. Allahu akbar…
Mungkin kelihatannya berlebihan, ketika cuma karena
pengumuman itu saya menjadi gemetaran karena hamper tidak percaya.Maha Besar
Allah atas segala sesuatu yang diciptakannya.Betapa senangnya saya, diberikan
kesempatan untuk mengikuti ILC 2012.Betapa Allah menyayangi saya dan mendengar
do’a saya. Ternyata tiada perjuangan yang sia-sia..Subhanallah.
Benar-benar kekuatan ‘Man Jadda wa Jada’.Terimakasih
Ya Allah.
Semoga cerita singkat ini dapat menginspirasi orang
yang membacanya.Meskipun kelihatannya biasa saja dan berantakan, setidaknya
dijadikan sedikit pembelajaran.Ketika kita punya mimpi, maka berusahalah
mewujudkannya dengan usaha yang semaksimal mungkin, tekad yang kuat, dan banyak
berdo’a. Kuncinya adalah mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai
dari yang tidak orang lain lakukan dan mulai dari sekarang..dan yang terpenting
adalah jangan takut gagal, karena orang yang mencoba namun gagal, itu jauh
lebih baik dari pada orang yang sudah gagal sebelum berusaha.
Kata-kata yang selalu memotivasi saya untuk move on dan berusaha lebih keras lagi
adalah “Mungkin saya memang bukan orang yang sempurna, tetapi saya ‘berbeda’
dengan umumnya orang”
Semangat!!!
Hamasah!!!
Semangat Berkarya dan Berkontribusi!!!!
Semangat Berkarya dan Berkontribusi!!!!
^_^ ^_^
Selamat ya in.. Terus berkarya... :)
BalasHapushehe.. iya wisnu, makasih..
BalasHapusAyo, kamu juga semangat berkarya!! :)