Tepatnya jum’at, 12 Oktober 2012, saya mengikuti
seminar Pak Indrawan Yepe. Sosok inspiratif yang selama ini saya ketahui dari
beberapa teman dan kakak tingkat saya di kampus. Membahas tentang optimalisasi
peran mahasiswa. Hal yang pertama kali beliau sampaikan adalah peran mahasiswa
sebagai ‘Agent of Change’.
“Agent of Change atau Agent Tai Kucing?” pertanyaan
yang sampai sekarang masih terngiang di benak saya.
Meninjau ulang segudang peran mahasiswa, istilah
agen perubahan atau yang biasanya di
istilahkan dengan agent of change memang sering sekali kita dengar. Namun sudah
optimalkah peran tersebut dilakukan oleh para mahasiswa? Tentu ini menjadi
sebuah tanda tanya besar yang patut kita tanyakan pada diri kita masing-masing.
Melihat betapa kompleksnya permasalahan di berbagai bidang, terkadang sikap
kita masih acuh menghadapinya. Padahal, tugas mahasiswa untuk berkontribusi
dalam permasalahan tersebut sangatlah dibutuhkan. Sebagai kaum terdidik,
mahasiswa memiliki berbagai kelebihan mulai dari semangat, kekuatan, dan ilmu
yang sebenarnya dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jangankan untuk berkontribusi, mungkin masih banyak
sekali mahasiswa yang mana untuk memikirkan ‘mimpi’nya masih malas-malasan. Banyak
yang masih senang berada di zona amannya, padahal dunia membutuhkan aksinya.
“Jika ilmuwan
tidak memikirkan sebuah karya dan manfaat bagi orang lain. Ini menjadi
awal bagi terwujudnya manipulasi terhadap ilmu pengetahuan” (Yaqut ibn-‘Abdullah
alRumi al-Hamawi)
Mungkin kita merasa belum pantas disebut ilmuwan,
tetapi maukah kita yang berilmu dicap sebagai manipulator ilmu pengetahuan? Setidaknya
ini merupakan bahan renungan kita bersama, bahwa tugas kita tidak hanya berada
di zona aman. Dunia menunggu kita untuk
berkarya dan berkontribusi.
Maka dari itu marilah memacu diri kita
masing-masing, untuk senantiasa semangat melaksanakan apa yang sebenarnya
menjadi kewajiban kita. Semangat berkarya dan bermanfaat!!!:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar